Pemerintah menyambut baik investasi China meskipun ada kekhawatiran bahwa negara tersebut dapat jatuh ke dalam perangkap utang. "Kalau dilihat dari jumlah investasi dari China memang banyak. Tapi masih ada yang bilang 'debt trap, debt trap'," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
Jebakan utang adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kesulitan membayar utang ke negara lain. Beberapa ekonom telah memperingatkan pemerintah bahwa peningkatan investasi China, terutama yang dibiayai di bawah Belt and Road Initiative (BRI) raksasa ekonomi, dapat menyebabkan negara itu jatuh ke dalam perangkap utang.
"Kami tidak sebodoh itu lho," kata Luhut dalam forum yang digelar di tengah perselisihan diplomatik antara Indonesia dan China terkait zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Kepulauan Natuna.
Selama seminggu terakhir, Jakarta dan Beijing telah terlibat dalam tarik-menarik diplomatik atas klaim yang terakhir atas sebagian ZEE Indonesia, setelah Badan Keamanan Maritim (Bakamla) melaporkan banyak tuduhan penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China yang beroperasi di sana secara ilegal.
Luhut mengatakan, pemerintah menjaga rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) di bawah batas 30 persen. Rasio utang terhadap PDB Indonesia tercatat 29,8 persen pada akhir 2019, menurut Kementerian Keuangan seperti dikutip kompas.com.
Pada 2019, total utang pemerintah mencapai Rp 4,77 kuadriliun, naik tipis dari Rp 4,41 triliun pada 2018, menurut Kementerian Keuangan seperti dikutip kompas.com. Hingga September, utang luar negeri Indonesia ke China mencapai US $ 17,7 miliar, menjadikannya negara kreditur terbesar keempat.
"Kami memiliki beberapa perbedaan dengan perusahaan China di sana-sini. Tetapi pada akhirnya, kami dapat menemukan solusi."